Tugas
PMDO Knowledge Management
Nama
: Dian Wirawan Noeraziz
NIM : 110911236
Kelas : D
Peran
knowledge management dalam keberhasilan
Dahlan Iskan mengubah
organisasi PLN.
Knowledge management
adalah proses dan praktek dari membuat, membutuhkan sharing dan
menggunakan pengetahuan untuk belajar dan meningkatkan performance
sebuah organisasi (Scarborough et al, 1999). Knowledge Management
sangat fokus pada menyimpan dan membagi kebijakan dalam perusahaan, mengerti
dan ahli tentang proses dalam organisasi, teknik dan operasi suatu organisasi. Knowledge
management digunakan untuk menyalurkan pengetahuan yang dimiliki
perseorangan untuk membuat organisasi menjadi lebih maju, menjadikan tacit
knowledge menjadi explicit knowledge.
Dahlan
Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan,
Jawa Timur), CEO surat kabar Jawa Pos
dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas
di Surabaya. Direktur Utama PLN
sejak 23 Desember 2009. Lalu pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan
reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II,
Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar
yang sedang sakit.
Pada
masa menjadi orang nomor satu di PLN, Dahlan Iskan dalam bukunya Dua Tangis dan
Ribuan Tawa, menceritakan bahwa karyawan PLN merupakan lulusan terbaik dari
berbagai universitas. Pastinya mereka lebih mengetahui seluk beluk PLN
dibanding dirinya. Dia yakin sekali banyak ide-ide yang dimiliki para karyawan,
namun banyak juga hal yang membuat ide-ide tersebut menjadi tetap terpendam.
Sehingga beliau membuat gebrakan yang sampai sekarang topik tersebut masih
hangat diperbincangkan yaitu CEO’s Note. Dengan keahlianya pada dunia
jurnalistik beliau menjadikan CEO’s Note sebagai tempat untuk melakukan
pembicaraan dua arah dengan 40.000 pegawainya. Inilah cara Dahlan Iskan untuk
memotivasi dan berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawannya. Apa yang
menjadi curahan hati Dahlan Iskan disampaikan kepada para karyawannya dan
mereka dengan leluasa dapat memberikan saran maupun kritikan. Setiap CEO’s Note
terbit, banyak tanggapan dari karyawan melalui e-mail perusahaan. Sehingga tacit
knowledge dari
Karyawan PLN yang di peroleh dari saran dan kritikan mereka oleh Dahlan
Iskan dirubah menjadi Explicit Knowledge
dalam CEO’s Note di media Internet. Knowledge management yang di
terapkan oleh Dahlan Iskan dirasa efektif oleh banyak orang.
Dengan
adanya CEO’s Note, Dahlan Iskan menerapkan sistem knowledge management
‘groupware’. Dimana beliau menggunakan teknologi untuk berkomunikasi
dengan ribuan karyawannya. Sehingga dengan CEO’s Note beliau mengerti apa yang
ada dalam pikiran kayawannya dan begitu pula sebaliknya. Bahkan, beliau juga
tidak menutup diri untuk bertemu dan terjun langsung menemui karyawannya.
Dahlan Iskan juga menerapkan personalization strategy dimana beliau
membagikan pengetahuan langsung dari satu orang ke orang yang lain. Sehingga
beliau dengan mudah menyampaikan curahan hati, ide ataupun hal yang dipikirkan
beliau kepada 40.000 karyawannya dan beliau dengan mudah dapat mengetahui
pendapat dan ide-ide yang ada dalam pikiran karyawannya demi mencapai tujuan
perusahaan.
Dari
ide – ide para karyawan itu Beliau menemukan model transformasi korporasi yang
sangat besar yang biasanya sulit berubah. Sehingga, Beliau sendiri tidak
menyangka jika PLN bisa berubah menjadi begitu dinamis. Beliau sadar, banyak
karyawan yang bekerja di PLN rata – rata telah berhasil mengenyam pendidikan
tinggi, yang mereka umumnya adalah lulusan terbaik ranking 1 sampai 10 dari
universitas – universitas terbaik negeri ini.
Ada
faktor yang membuat beliau sangat mencintai PLN instansi yang dulu dibenci,
bisa memberikan semangat baru pada beliau. Pertama, mayoritas orang PLN adalah
orang yang otaknya encer/cerdas karena beliau merasa bahwa problem-problem
sulit dapat dengan cepat mereka pecahkan, sejak dari konsep, roadmap sampai aplikasi teknisnya. Beliau
sadar, begitu banyak ide Karyawan yang mengalir, tapi sedikit yang bisa
mencapai muara. Untuk itulah, beliau selalu menghidupkan ruang rapatnya dengan
kebebasan mengemukakan ide dan mengeksplorasinya lebih dalam.
Kedua,
latar belakang pendidikan orang PLN umumnya teknologi sehingga sudah terbiasa
untuk berpikir logis. Ketiga, gelombang internal yang menghendaki agar PLN
menjadi perusahaan yang baik/maju ternyata sangat besar. Keempat, intervensi
dari luar yang biasanya merusak sangat minimal, hal itu dibuktikan dengan
kekompakan direksi-direksi dalam menepis tekanan intervensi yang sangat besar.
Kelima, iklim yang diciptakan oleh Menneg BUMN Bapak Mustafa Abubakar sangat kondusif
yang memungkinkan lahirnya inisiatif-inisiatif besar dari korporasi.
Sejak
diangkat menjadi direktur utama PLN
pada akhir 2009, Dahlan Iskan membuat beberapa isu yang menjadi gebrakan Beliau
dalam memimpin PLN diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan,
gerakan sehari sejuta sambungan,
kemudian rencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Kemudian beberapa
Isu seperti kecepatan dalam perubahan di organisasi dimana Beliau mengganti
posisi karyawan, untuk mengurangi karyawan yang tidak capable
dibidangnya. Isu adanya teknologi dan manusia, dimana teknologi menjadi sentral
untuk mengadopsi strategi kodifikasi dan IT. Menurut Beliau, Teknologi
merupakan sarana untuk berkomunikasi daripada menyimpan. Isu adanya budaya
dalam organisasi yang mengedepankan like dan dislike dalam
menilai seseorang, yang berpengaruh terhadap penilaian subyektif karyawan dalam
menilai organisasi dan yang ada didalam PLN dihapus dengan adanya CEO’s Note
Beliau.
Referrensi :
Ø Armstrong, Michael. 2010.
Armstrong’s Essential Human Resource Management Practice. India: Replica Press
Pvt Ltd.
Ø Iskan,
Dahlan. 2010. Dua Tangis dan Ribuan Tawa. http://dahlaniskan.wordpress.com/2010/07/17/dua-tangis-dan-ribuan-tawa/. Diakses
tanggal 6 Mei 2012.
Ø Di
Upload di Facebook Notes dengan judul Dahlan
Iskan sosok yang menginspirasi Indonesia dengan Knowledge Management http://www.facebook.com/profile.php?id=1767236678&sk=notes